Buntut Sanksi dari Komdis PSSI Bali, Padangtegal FC U17 Mengadu ke PSSI Pusat

Gianyar, Wartasiana| Buntut sanksi yang diberikan kepada Padangtegal FC U17 oleh Komdis PSSI Bali, manajemen tim resmi akan berkirim surat kepada PSSI Pusat hari ini, Senin (2/12).

Hal ini ditegaskan Yudiyana selaku Pengurus Padangtegal FC melalui aplikasi perpesanan WhatsApp kemarin.

Surat bernomor 02/PFC/XI/2024 perihal permohonan peninjauan Kembali (PK) terhadap keputusan Komdis PSSI Bali kepada pelatih kepala, I Made Pasek Alit dan pemainnya, I Made Satya Putra.

PK yang dajukan nantinya, juga langsung ditembuskan kepada Kepala Dinas Disdikpora Provinsi Bali, Ketua Umum KONI Prov. Bali, Ketua Umum ASPROV PSSI Bali, serta Komite Disiplin ASPROV PSSI Bali.

Di tempat yang berbeda, beberapa pengurus, manajer, serta tokoh masyarakat dalam hal ini Bandesa Adat Padangtegal juga memberikan tanggapan.

Mereka menyampaikan bahwa selain fokus ajang nasional pada tanggal 7 Desember 2024, Padangtegal FC juga membagi pengurus untuk konsen menjadi tuan rumah Kembali Piala Soeratin di kelompok usia 13 tahun pada tanggal 12-16 Desember 2024.

“Inilah nanti yang menjadi dasar dan harapan Bersama agar ASPROV PSSI Bali memberikan solusi kepada kami, bagaimana caranya agar sanksi yang diberikan kepada pelatih kepala dan pemain kami bisa dibijaksanai, mengingat kami akan berlaga di tingkat nasional dan menjadi tuan rumah yang semuanya itu demi nama Bali,” kata Direktur Teknik Padangtegal FC, I Wayan Sugiarta Jaya kepada awak media yang hadir di Sekretariat Padangtegal FC, Minggu (1/12).

Diketahui bersama bahwa sesuai surat keputusan Komdis PSSI Bali dengan nomor 01/Komdis/PSSI-Bali/XI-2024 Tanggal 21 November 2024 yang menyatakan pelatih kepala tim Padangtegal U17 atas nama I Made Pasek Alit telah dijatuhi sanksi berupa larangan melakukan aktivitas sepak bola di seluruh wilayah Indonesia selama 1 tahun dan denda sebanyak Rp. 5.000.000 (Lima juta rupiah).

Pun demikian dengan surat keputusan dengan nomor 02/Komdis/PSSI-Bali/XI-2024 tertanggal 21 November 2024, di mana Kapten Tim Padangtegal FC U17 yang Bernama I Made Satya Putra juga dikenai sanksi yang berat berupa larangan bermain sepak bola di seluruh wilayah Indonesia selama 6 bulan.

“Padahal secara regulasi, yang mana pelatih kepala harus berlisensi B, dan itu hanya dimiliki pelatih kepala kami atas nama I Made Pasek Alit,” imbuhnya.

“Bilamana pelatih kepala kami ganti, hubungan emosional pemain dan pelatih yang baru tentunya akan mengganggu persiapan tim, sebab sedari awal, anak-anak atau pemain kami sudah match dengan Coach Pasek Alit,” tuturnya.

Harapan ini disepakati juga oleh Manajer Tim Padangtegal FC U17, I Made Sumendra yang juga turut hadir didampingi Ketua Umum PS Padangtegal, I Kadek Era Sukadana, Ketua Harian PS Padangtegal, I Wayan Raka; serta Bendahara PS Padangtegal, I Wayan Gede Budiyasa.

“Memang kami dari Padangtegal FC merasa di anak tirikan. Salah satunya adalah keputusan yang diambil kemarin,” ungkapnya.

Dijelaskan I Made Sumendra, setelah kericuhan waktu itu, kami melanjutkan pertandingan hingga ada pemenangnya.

“Dan saat itu sudah kondusif. Tapi, mengapa setelah keluar sebagai pemenang, muncul sanksi yang menurut saya sangat berat bagi Pelatih kepala kami yang pada saat pertandingan tidak menerima kartu merah,” katanya dengan nada ada penekanan.

“Dari situlah, kami bertanya, ada apa dengan ASPROV Bali? Patut diketahui, sebelum semifinal, pihak kami juga menjadi tuan rumah. Dan saat itu, kami sangat memberikan fasilitas dengan baik terkait keamanan. Ada pihak kepolisian dan pecalang,” tuturnya menegaskan

“Oleh karenanya, kami memohon agar diberikan kebijakan terkait sanksi yang diberikan kepada pelatih kepala dan pemain kami. Pemain kami masih muda dan bisa berprestasi lebih, dengan kerja kerasnya selama ini mengapa harus dijegal pemain kami yang notabene putra daerah. Setau saya visi misi dari PSSI adalah mengembangkan SDM, dan di Bali malah dihambat oleh induk sepak bola yakni ASPROV PSSI Bali,” katanya seraya berharap.

Senada dengan itu, Bandesa Adat Padangtegal, I Made Parmita turut membuka suara.

Pihaknya menegaskan bahwa Desa Adat Padangtegal dan seluruh masyarakat akan mendukung penuh perjuangan Padangtegal FC U17 di ajang Piala Soeratin 2024 di tingkat nasional.

Terlepas dari pada itu, semoga ASPROV PSSI Bali juga bisa memberikan dukungan melalui kebijakan maupun solusi, bagaimana caranya Padangtegal FC U17 bisa didampingi pelatih kepala yang sebelumnya sudah di sanksi Komdis.

Ia kembali menegaskan, dengan beredarnya video yang viral beberapa waktu lalu di media sosial dan sudah dikonsumsi oleh publik, kami selaku Tokoh Masyarakat Desa Adat Padangtegal sangat keberatan karena ASPROV PSSI Bali tidak bisa menjaga hal itu.

“Dan itu sangat tidak berimbang karena hanya sepenggal, seolah-olah pemain maupun pelatih dari Padangtegal sangat tidak bertanggungjawab. Dan ini berimbas di nama baik Desa Adat Padangtegal selaku homebase Padangtegal FC U17. Padahal kami (Padangtegal FC) sebelumnya juga memberikan contoh pelaksanaan Piala Soeratin 2024 dengan aman dan lancar.

“Karena fasilitas keamanan kami berikan dengan baik,” ungkap I Made Parmita.

Begitupun I Kadek Era Sukadana selaku Ketua Umum PS Padangtegal bertanya, “Masa iya dengan kejadian luar biasa di semifinal kemarin langsung diberikan sanksi berat,” katanya.

“Jadi mohon sekali lagi agar sanksi yang sudah diberikan bisa ditinjau Kembali, dan ini juga demi nama baik Bali. Jika melihat fakta di lapangan saat pertandingan semifinal kemarin, penyelenggara dalam hal ini ASPROV PSSI Bali tidak memfasilitasi dengan baik terkait pihak keamanan,” tuturnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *