Rubah Mindset Pendidikan Anak-anak di Pesisir, Ini Upaya Rusmawati melalui Sanggar Belajar Anak

Sumatera, Wartasiana| Pendidikan merupakan tonggak kuatnya sebuah bangsa. Melalui pendidikan, sebuah bangsa bisa dikatakan maju peradabannya.

Oleh karenanya, melalui Kemendikbud saat itu, pada tahun 2013 Negara Kesatuan Republik Indonesia menggalakkan program wajib belajar 12 tahun.

Harapannya, dengan wajib belajar 12 tahun ini dapat memperluas pemerataan pendidikan, mengurangi kesenjangan capaian pendidikan tingkat menengah antar kelompok masyarakat, serta meningkatkan kualitas dan daya saing bangsa.

Namun, program wajib belajar 12 tahun ini masih jauh dari kata harapan dan tujuan bagi warga pesisir Serdang Bedagai, Sumatera Utara.

Selain mengalami kemiskinan, dan akses pendidikan yang layak sulit diperoleh, masyarakat di sana memiliki semboyan konyol, “Kerja tak kerja, asal hidup enak”.

Oleh karenanya, seorang aktivis pemberdayaan perempuan, Rusmawati tak bisa tinggal diam melihat begitu rumitnya persoalan hidup para ibu di Pesisir Serdang Bedagai, Sumatera Utara.

Melalui Sanggar Belajar Anak yang didirikannya, Rusmawati membangun kemandirian para ibu dan memberikan pencerahan tentang pentingnya pendidikan pada anak.

Melalui sanggar ini, yang juga membuatnya meraih Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2011, Rusmawati fokus pada peningkatan pendidikan anak-anak setingkat Taman Kanak-Kanak di wilayah tersebut.

Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards merupakan wujud apresiasi Astra untuk generasi muda, baik individu maupun kelompok, yang memiliki kepeloporan dan melakukan perubahan untuk berbagi dengan masyarakat sekitarnya di bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi, serta satu kategori Kelompok yang mewakili lima bidang tersebut.

Melalui program ini, Astra juga mendorong para anak muda yang terlibat dalam SATU Indonesia Awards untuk berkolaborasi dengan program unggulan KBA dan DSA.

Diharapkan, mereka bisa memberikan dampak positif yang lebih besar dan kontribusi yang berkelanjutan pada usaha-usaha pembangunan di daerahnya.

Peraih award Astra tahun 2011, Rusmawati bersama LSM tempatnya berkecimpung juga melatih ibu-ibu wali murid agar dapat berorganisasi dengan baik dan berpartisipasi dalam diskusi tentang isu-isu perempuan.

Mereka juga diberdayakan untuk mandiri dalam berbagai usaha seperti beternak, berkebun, membuat ikan asin, dan berbagai usaha lainnya.

Selain fokus pada pendidikan, Rusmawati juga terlibat dalam kegiatan konservasi pesisir, khususnya penanaman pohon bakau. Ini adalah bagian dari program “Rehabilitasi Pengelolaan Hutan Bakau Berbasis Masyarakat” yang bekerja sama dengan pemerintahan Desa Bogak Besar dan melibatkan seluruh komunitas setempat.

Hingga tahun 2008, sudah lebih dari 6.000 bibit pohon bakau ditanam di pesisir pantai.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *