Surabaya, Wartasiana| Meningkatnya wabah demam berdarah di kampung halaman, membuat Andy Suryansyah yang saat itu sebagai mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya menciptakan alat pembasmi nyamuk.
Sebelum menciptakan produk yang diinginkan, Andy mengumpulkan dulu beberapa elemen yang akan digunakannya, seperti lampu dan kawat
kasa.
Bahkan perilaku dan karakter nyamuk pun ditelitinya. Sasaran tembak alat yang dibuat Andy adalah nyamuk betina. Sebab, nyamuk betinalah yang menjadi sumber berkembangbiaknya nyamuk secara cepat.
Ia mempelajari karakter nyamuk jantan melalui sejumlah literatur.
Dengan kemampuannya yang terbatas, Andy mulai bertanya kepada dosen di kampusnya dan juga mencari literatur untuk membuat alat pengundang nyamuk.
Tidak banyak yang bisa didapatnya dari literatur yang ada.
Ini membuat Andy nyaris frustrasi. Hanya karena dukungan dari orangtuanya, Andy masih tetap memiliki motivasi untuk melanjutkan mimpinya, membuat alat untuk mengundang sekaligus membasmi nyamuk.
Tanpa disangka, salah satu temannya yang tinggal di Jepang memberinya tautan tentang alat untuk mengundang nyamuk.
Tautan itulah yang membuat Andy semakin bersemangat. Sedikit demi sedikit informasi dikumpulkannya.
Dari literatur yang dibacanya itu, Andy baru tahu bahwa yang menjadi sumber berkembangbiaknya nyamuk adalah nyamuk betina. Karena itu, target utamanya adalah mendatangkan nyamuk betina dan membasminya.
Akhirnya, ditemukanlah suara khas nyamuk jantan yang membuat nyamuk betina mendekat.
Suara nyamuk jantan inilah yang kemudian ditiru Andy. Produk yang diciptakannya itu dinamai Falle, dengan memadukan dua teknologi, yaitu teknologi ultraviolet (UV) dan audiosonik.
Secara fisik Falle terdiri atas rangkaian sumber daya listrik, pembangkit frekuensi audiosonik, rangkaian penyengat, serta lampu UV yang dilengkapi casing kawat kasa dua lapis.
Semua rangkaian tersebut mulai bekerja saat Falle dinyalakan.
Pembangkit frekuensi audiosonik akan memancarkan gelombang dengan frekuensi tertentu, sehingga menarik perhatian nyamuk untuk mendatangi sumber gelombang.
Lampu UV akan memancarkan sinar UV yang disukai serangga termasuk nyamuk.
“Tombol pertama untuk menghidupkan lampu ultraviolet dan tombol kedua untuk menghidupkan suara audiosonik. Apabila suara audiosonik sudah dihidupkan, maka nyamuk betina pasti datang. Pertama karena suara tersebut dan kedua karena ada cahaya dari dalam kotak. Setelah nyamuk betina hinggap ke kawat kasa, maka rangkaian penyengat akan bekerja dan membasmi nyamuk,” jelas Andy kepada kbr.id.
Lalu apa kelebihan alat Falle buatan Andy ini dibandingkan dengan alat pembasmi nyamuk lain yang sudah banyak dijual di pasar? Ramah lingkungan, hemat energi dan sehat.
Karena, alat yang diciptakannya itu tanpa campuran bahan kimia sehingga saat dinyalakan tidak akan meninggalkan residu bahan kimia seperti produk lain.***